SEGA adalah sebuah studio yang memiliki sejarah cukup panjang dalam industri, untuk yang berusia cukup tua sekarang ini pastinya sudah tidak asing lagi dengan cerita naik turunnya SEGA yang sangat dramatis.
Sejak berhenti memproduksi konsol, Sega telah mengalihkan bisnisnya kepada game publishing dengan merilis game game mereka untuk berbagai konsol. Namun periode setelah mereka berhenti memproduksi konsol bisa dibilang adalah sebuah masa kelam dari perusahaan ini, dengan menghasilkan berbagai game yang bahkan kualitasnya tidak begitu bagus dan hanya bergantung kepada judul judul yang aman saja seolah kehilangan identitasnya.
Baca Juga: SEGA Umumkan Pembukaan SEGA Store Tokyo, Toko Flagship Pertama Milik SEGA di Jepang
Tapi dalam 6 tahun terakhir Sega sendiri telah menunjukkan sebuah perkembangan yang sangatlah signifikan dengan bagaimana mereka bahkan berhasil mendapat gelar publisher terbaik sebanyak 2x dalam periode ini pada tahun 2020 dan 2024. Hal ini tercapai dibawah kepemimpinan CEO Shuji Utsumi, yang berkata
Sekarang saya telah bergabung kembali dengan Sega dan saya sedang berupaya menghidupkan kembali Sega… Saya ingin mengatakan bahwa ini akan menjadi pencapaian terbesar saya.

Berbicara dengan The Game Business, Shuji Utsumi menjelaskan mengenai bagaimana ia mengubah cara pandang Sega dalam menghadapi market global. Dalam pembicaraan tersebut, Utsumi menjelaskan bagaimana Sega adalah sebuah studio yang memiliki fondasi cukup kuat di Eropa dan Global tetapi untuk beberapa alasan ketika Ia kembali bergabung dengan Sega, perusahaan tersebut malah lebih memperhatikan pasar Jepang lebih dari pasar lainnya.
Untuk mengatasi hal itu maka Ia mengubah sikap dari perusahaan seolah memberikan pernyataan kepada audiens Global bahwa gamers di seluruh dunia adalah audiens mereka.
Meskipun Sega merupakan perusahaan yang sangat dicintai oleh audiens di Barat, mereka kurang memperhatikan audiens ini. Jadi, kami mengubah sikap dengan mengatakan: ‘Hei, semua gamer di dunia adalah audiens kami’.
Utsumi kemudian melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana kini di Sega, mereka memutuskan untuk akhirnya merilis game mereka secara internasional secara bersamaan dan juga memperluas platform perilisan mereka dengan menambahkan PC dalam waktu bersamaan. Hal ini juga termasuk dengan beragam keperluan birokrasi dalam internal mereka.
Dulu kami mengutamakan Jepang, mengutamakan video game, dan kemudian [kami] bergerak ke pasar global. Dengan mengubah sistem, studio mulai mempersiapkan segala sesuatunya pada tahap paling awal, dan ini membantu proses berpikir mereka saat mengembangkan game.