Atelier Yumia:The Alchemist of Memories & the Envisioned Land, bisa dibilang adalah sebuah pengalaman yang sangat menarik dalam seri Atelier. Jika harus dijelaskan dengan singkat, Atelier Yumia membawa sebuah perubahan radikal terhadap tradisi seri ini, tetapi tetaplah game Atelier pada intinya.
Walau tiap game Atelier biasanya memang selalu berbeda dengan satu sama lainnya, tetapi sebagai seseorang yang telah memainkan seri ini sejak Mana Khemia 2: Fall of Alchemy sebagai game pertamanya di PS 2, dan sejak itu telah memainkan hampir semua game pada seri ini termasuk 5 game pertamanya. Atelier Yumia bisa dibilang terasa sedikit ‘nostalgic’ layaknya pengalaman game Atelier pada era PS 2 tersebut, yang hingga saat ini sangatlah berbeda daripada judul sebelumnya dan bahkan setelahnya.
Lantas pengalaman unik seperti apa yang dihadirkan oleh game ini ? Apakah Atelier Yumia mampu memenuhi ekspektasi seri ini terutama setelah populernya Atelier Ryza ? Hingga perubahan radikal apa saja yang dibawakan oleh game ini ? Simak jawabannya pada Review Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & the Envisioned Land oleh ReArchivu kali ini.
Table of Contents
Cerita, Sinopsis, & Karakter – Penuh Petualangan, dan Bukan Tipikal Atelier Yang Penuh Kehidupan Sehari Hari

Cerita pada Atelier Yumia dimulai dengan Yumia Liessfeldt, seorang gadis muda yang menyukai alchemy dan baru saja bergabung dengan Aladiss Research Team. Yumia agaknya sedikit berbeda daripada protagonis perempuan Atelier lainnya, alih alih gadis dungu yang suka makan gula (walau tidak selalu), Yumia disini hadir sebagai karakter yang punya perawakan lebih dewasa dengan konflik internalnya sendiri tetapi tetap punya kualitas seorang gadis naif yang baru menginjak usia remaja.
Pada game ini kita akan mengeksplor reruntuhan dari Kekaisaran Aladiss yang dahulu diceritakan adalah sebuah negara yang sangatlah besar dan makmur karena alchemy, tetapi suatu hari Aladiss pun runtuh secara misterius. 1 abad kemudian setelah keruntuhannya dunia memasuki era baru, dan kini alchemy dianggap sesuatu yang tabu dan jahat sedangkan Aladiss disebut sebagai ‘forbidden land.’
Sehingga karena rasa penasaran dan kecintaannya pada alchemy, Yumia pun berusaha untuk mengungkap misteri tersebut yang menyelimuti sejarah dari Kekaisaran Aladiss.
Lantas apa yang menyebabkan keruntuhan dari Aladiss ? dan apa yang menyebabkan alchemy yang dahulu memakmurkan Kekaisaran besar tersebut kini dianggap sebagai sesuatu yang tabu ? untuk menemukan jawabannya pastinya kalian harus memainkan gamenya sendiri agar terhindar dari spoiler.
Untuk pemain lama di seri ini, mungkin sudah tidak asing dengan cerita cerita khas kebanyakan game Atelier yang biasanya santai dan penuh dengan Slice of Life, tetapi hal tersebut cukup berbeda pada judul kali ini. Alih – alih cerita berfokus kehidupan sehari hari yang santai tanpa masalah besar, Atelier Yumia malah memilih fokus untuk mengeksplor sebuah cerita penuh petualangan dan misteri.
Tetapi tentu saja ini bukanlah hal yang buruk, jika kita melihat ke dalam sejarah seri ini, biasanya Atelier selalu mencoba mengeksplor tema baru di tiap gamenya termasuk tema cerita penuh petualangan tersebut. Tema serupa pernah coba dibawakan pada Atelier Iris Trilogy di PS 2, dan kini Atelier Yumia seolah mencoba mengembangkan tema tersebut ke bentuk yang lebih modern. Tidak tanggung tanggung pula pada game ini konsep dari ‘mana‘ yang dahulu pernah jadi fokus dari cerita pada game Atelier era PS 2, kini coba dibawa kembali pada game ini.

Untuk kualitas cerita sendiri, jujur saja bagi penulis pribadi cerita yang dihadirkan biasa saja dikarenakan cerita dan misteri yang diangkat terlalu mudah ditebak. Selain itu ada beberapa titik cerita yang terasa terlalu dipaksa, sayangnya lagi Atelier Yumia hanya memiliki satu ending saja ketimbang multiple ending yang biasanya dimiliki game Atelier. Tetapi perlu diingat kembali ketika berbicara mengenai cerita hal ini tentunya akan bersifat sangat subjektif. Menariknya cerita pada game ini dibumbui beragam lore yang sangat menarik untuk disimak, terutama lore seputar alchemy, mana, memories, dan sejarah Aladiss yang terus menjadi pembahasan pada game ini.
Karakter – Dihilangkannya ‘Random Character Event’
Karakter biasanya menjadi sebuah elemen yang cukup unik dan penting dalam game Atelier, hal ini dikarenakan dalam game Atelier biasanya ada sebuah elemen gameplay yang sering disebut sebagai ‘random character event’ atau ‘character event,’ beberapa game bahkan punya ending spesifik untuk karakternya. Sayangnya pada game ini ‘character event’ justru dihilangkan, dan nampaknya diganti dengan ‘character quest.’

Sayangnya character quest tersebut dibuat seolah setengah hati, karena alih alih menghadirkan cuplikan karakter yang menarik untuk diikuti sehingga dapat membantu karakter tersebut berkembang, kini bertemu dengan karakter terasa seolah menambah pekerjaan saja apalagi quest yang mereka bawakan biasanya cenderung repetitif. Hal ini tentunya sangat disayangkan karena random character event biasanya selalu ada pada game Atelier apapun, dan biasanya dapat membantu pemain untuk mengenal karakter yang ada secara lebih dekat lagi. Hal ini juga berlaku bukan hanya kepada karakter utama yang berada pada party kita saja tetapi juga berlaku untuk karakter sampingan lainnya, pada game ini aspek tersebut nampak tidak ada sehingga karakter selain party utama nampak tidak terlalu menarik untuk diingat.

Untungnya sepanjang perjalanan mengeksplor Aladiss yang luas tersebut, karakter karakter kita seringkali mengomentari apa yang mereka temukan atau sedang rasakan dan juga berinteraksi satu sama lain. Walau pada akhirnya berujung menjadi repetitif dikarenakan jumlah dialog interaksi yang itu itu saja, tetapi bagi penulis pribadi ini adalah sebuah detil kecil yang sangat menarik. Karakter favorit penulis sendiri adalah Flammi karena komentarnya yang kadang konyol dan nyeleneh terhadap Yumia, Flammi sendiri adalah lentera melayang yang selalu menemani Yumia sekaligus peninggalan dari Ibu Yumia.

Sedikit fun fact, Produser Junzo Hosoi pernah menyebut dalam sebuah wawancara bahwa interaksi antara Yumia dengan Flammi sebenarnya terinspirasi dari interaksi Cortana dan Master Chief dari HALO. Hal ini dikarenakan kecintaan sang produser pada seri HALO, jika kalian tertarik kami pernah menulis tentang interview tersebut disini.
Gameplay
Jika berbicara tentang Atelier, seperti biasa aspek terpenting dalam gameplaynya adalah sistem dari alchemy nya itu sendiri alias mekanisme item crafting yang ada di game ini. Tetapi tentunya bukan itu saja, karena justu yang sangat menonjol dalam game ini adalah perubahan gameplay yang bisa dibilang cukup radikal dalam hampir semua aspeknya; sehingga menjadikannya game Atelier yang sangat ambisius sekaligus menjadikannya game Atelier dengan skala pengembangan terbesar.
Synthesis System Yang Sepenuhnya Baru Tetapi Agak Ribet
Jika berbicara soal alchemy dan synthesis dalam game Atelier, tidak aneh jika hal pertama yang terpikir adalah Alchemy Cauldron yang akan digunakan untuk melakukan proses synthesis tersebut. Tetapi elemen tematis tersebut absen pada game ini, malahan Gust memperkenalkan sesuatu yang benar benar baru yaitu altar kecil alih alih menggunakan cauldron. Tidak hanya itu saja Gust juga membawa kembali konsep mana yang absen cukup lama pada game Atelier, dan awalnya muncul pada Atelier Iris dan Mana Khemia.

Jujur saja ketika penulis pertama berinteraksi dengan alchemy di game ini, terasa sedikit membingungkan dikarenakan jargon jargon yang digunakan juga cukup asing misalnya seperti Resonance, Core, etc. Sehingga ketika pertama kali berinteraksi dengan mekanisme ini seperti ada learning curve yang cukup tinggi untuk dipelajari sampai harus membaca buku manual satu persatu, tetapi setelah mekanisme dasar tersebut dipahami ternyata pengunaannya sangatlah mudah dan terkesan sangat simpel. Berbeda dengan game sebelumnya resep item pada game ini tidak akan kalian pelajari melalui buku atau sejenisnya, tetapi akan dapat kalian buka seiring kalian melakukan eksplorasi baik itu melalui treasure atau lainnya. Setelah itu kalian harus melakukan sebuah proses yang disebut sebagai recipe recall agar dapat kalian ciptakan item tersebut melalui synthesis. Kalian kemudian setelahnya dapat mengupgrade recipe item kalian melalui proses yang sama agar dapat membuka beragam effect dan upgrade lainnya pada item tersebut ketika melakukan synthesis.

Selain itu secara garis besar synthesis pada game ini nantinya dapat dibagi menjadi 2 yaitu: Simple Synthesis dan Resonance Synthesis; kedua mekanisme ini akan kami jelaskan satu persatu.


Simple Synthesis, sesuai namanya adalah item crafting yang bisa dilakukan oleh Yumia dimana saja, untuk menciptakan item item simpel yang nantinya dapat digunakan ketika melakukan eksplorasi. Item item tersebut biasanya meliput seperti peluru yang digunakan Yumia, perban untuk healing, peralatan kemah, dan lainnya. Pada mekanisme synthesis ini kalian akan menggunakan material yang telah ditentukan sebelumnya dan akan mengkonsumsi mana yang ada pada energy core kalian. Sangat simpel dan dapat langsung kalian pahami.
Resonance Synthesis, adalah kebalikan dari simple synthesis yang dimana proses ini hanya akan dapat dilakukan di Atelier atau area tertentu yang dapat kalian taruh synthesis altar. Seperti yang sebelumnya sudah disebut, pada game ini alchemy cauldron yang biasa dipakai akan diganti dengan sebuah altar, alasannya sendiri berada pada konsep tematik game ini yang dimana proses ini dideskripsikan sebagai berikut:
Sintesis adalah proses di mana alkemis memanipulasi ‘mana’ yang terkandung di dalam bahan untuk membuat item baru.
Pada proses ini kalian nantinya akan dapat menciptakan beragam item yang lebih kompleks seperti senjata, armor, dan lainnya. Berbeda dengan proses standar pada game Atelier lainnya yang dimana biasanya akan melibatkan memilih material yang sudah ditetapkan dalam resepnya, pada game ini ada beberapa proses berlapis.
Setelah memilih item yang ingin kalian ciptakan, kalian biasanya akan dihadapkan dengan yang namanya synthesis skill, tetapi ini adalah mekanisme yang baru akan terbuka setelahnya ketika kalian sudah membukanya melalui skill tree. Synthesis Skill akan berguna menambahkan efek khusus pada proses melakukan item crafting atau langsung kepada itemnya sehingga membantu menghasilkan item yang lebih baik, jumlah synthesis skill awalnya akan terbatas tetapi seiring kalian mengembangkan skill tree kalian nantinya jumlah yang terbuka akan semakin banyak.
Setelahnya barulah kalian akan langsung berinteraksi dengan proses pembuatan itemnya secara langsung, biasanya pada game Atelier lain akan melibatkan memilih material mana yang cocok dalam kategori yang sudah ditentukan sebelumnya, tetapi pada game ini proses itu berubah dan akan diperkenalkan sesuatu yang namanya alchemy core. Alchemy core akan terdiri dari 3 jenis yaitu Effect Core, Quality Core, dan Trait Core dimana ketiganya memiliki fungsi berbeda; pada proses awal kalian harus aktifkan dahulu core tersebut dengan menambahkan item yang sudah ditentukan oleh resepnya, barulah setelahnya akan membuka slot tambahan yang disebut alchemy slot yang bisa kalian isi material apapun. Alchemy Slot sendiri sebenarnya bersifat optional jadi kalian bisa memilih untuk tidak mengaktifkannya tetapi ini akan mempengaruhi kualitas akhir dari item yang kalian buat, pada proses ini ketika kalian mengaktifkan alchemy slot, nantinya kalian akan memicu yang namanya resonance dan penerimaan mana yang melayang layang yang akan mempengaruhi hasil akhirnya. Alchemy slot sendiri akan memiliki beberapa variasi lagi nantinya seiring kalian menemukan beragam synthesis yang lebih kompleks.

Mereka juga memperkenalkan item rebuilding yaitu proses alchemy serupa dimana kalian bisa membuat ulang item yang sudah kalian ciptakan sebelumnya sehingga meningkatkan kualitas dari item tersebut. Prosesnya kurang lebih sama seperti yang sebelumnya dijelaskan tetapi kalian harus memiliki item tersebut terlebih dahulu untuk melakukan proses ini.
Hal berbeda lainnya ada pada penggunaan trait yang tidak akan langsung tertanam pada material yang kita gunakan dalam proses crafting, tetapi akan melibatkan trait core dan juga trait crystal. Trait core pada dasarnya adalah alchemy core yang mengatur seberapa banyak trait crystal yang dapat kalian masukkan ke dalam item tersebut, setelah trait core tersebut diaktifkan pada item yang ingin kalian ciptakan barulah kalian dapat menambahkan trait crystal kepada item yang baru saja kalian buat melalui menu party atau battle setting.

Walau terkesan cukup overwhelming tetapi ketika proses dasar tersebut sudah kalian pahami nantinya proses alchemy ini akan terasa mudah, dan pada dasarnya sangat sederhana. Tetapi proses alchemy ini bisa dibilang tidaklah sempurna, masalah yang paling jelas tentu saja adalah bagaimana akan sedikit sulit digunakan ketika pertama kali dipelajari, tetapi seiring game berjalan masalahnya justru terletak kepada betapa repetitifnya proses alchemy dalam game ini. Proses menciptakan 1 item saja biasanya akan memakan waktu dua hingga 5 menit jika dilakukan secara manual, bahkan ketika dilakukan secara otomatis menggunakan opsi yang disediakan bisa memakan waktu 2 menit sendiri untuk menunggu semua material masuk kedalam core yang ada. Sayangnya kami tidak dapat terlalu banyak memuji alchemy dalam game ini karena daripada terasa seperti puzzle mengasyikkan yang menuntut untuk melakukan trial and error malah lebih terasa seperti pekerjaan yang agak melelahkan untuk dilakukan.
Hal tersebut tentunya kami harap akan dapat dikembangkan di dalam judul setelahnya pada sub-series ini agar dapat menjadi lebih baik lagi, untungnya panduan yang disediakan oleh Gust cukup intuitif sehingga selama kalian tidak malas baca nantinya proses mempelajari mekanisme game ini akan jadi lebih mudah. Buku panduan tersebut dapat kalian akses secara online disini dan melalui glosarium yang disediakan dalam gamenya.
Tetapi jika ada satu hal yang patut kami apresiasi walau alchemy pada game ini terasa sedikit repetitif dan jumlahnya juga sedikit adalah bagaimana konsep alchemy tersebut di eksplor lebih dalam lagi melalui lore dan sejarahnya yang sangat menarik. Sehingga walau secara mekanisme agak kurang, tapi secara tematis berhasil di eksplor dengan sangat baik.
Eksplorasi Dengan Skala Yang Besar

Setelah membahas mengenai mekanisme terpenting pada game ini, kita akan membahas mengenai aspek gameplay paling menonjol yaitu eksplorasinya yang melibatkan gameplay open world yang sangat luas khususnya untuk skala game Atelier. Atelier Yumia bisa dibilang adalah game pertama dalam seri ini yang sepenuhnya menggunakan eksplorasi open world, dimana nantinya kalian akan dibiarkan untuk mengeksplor keseluruhan dari map game ini secara terintegrasi tanpa loading. Jujur saja ketika pertama kali diumumkan game ini akan menjadi open world muncul sedikit keraguan di kepala penulis pribadi, mengenai apakah nantinya dapat di eksekusi dengan baik karena ini adalah hal yang sepenuhnya baru untuk Gust.
Tetapi untungnya setelah memainkan sendiri game ini, keraguan tersebut berhasil ditangkis dengan pengalaman eksplorasi yang luar biasa. Map pada game ini bukan hanya luas yang akan terbagi menjadi 4 area besar, tetapi juga penuh hal menarik yang dapat kalian eksplorasi, ditambah tiap area nantinya akan punya keunikannya tersendiri. Sepanjang eksplorasi nantinya akan ada beberapa hal yang ditemui sepanjang perjalanan misalnya seperti Ruin yang bisa kalian eksplor, Old Guide Tower yang berguna sebagai titik fast travel, macam macam treasure yang terkadang mengandung puzzle, Treasure Troves bangunan unik yang didalamnya berisi treasure, Small Shrines yang ketika dihidupkan akan memberikan Energy Shard yang ketika sudah berjumlah 10 akan berubah menjadi Energy Prism, Shrines of Prayer yang akan berguna untuk mengupgrade Energy Core kalian, dan masih banyak lainnya yang bisa kalian temukan seperti material yang akan berguna untuk synthesis.
Sepanjang eksplorasi kalian juga akan menemukan beberapa area yang disebut sebagai Manabound Area dimana area ini akan tertutup kabut di map dan berada pada area ini akan terus mengkonsumsi energy kalian yang ada pada energy core kalian. Energy core sendiri pada dasarnya adalah semacam cadangan nyawa/mana kalian dimana energy core akan terkonsumsi ketika kalian melakukan beberapa hal mulai dari simple synthesis, berada di manabound area, menerima falling damage, hingga menjadi sambungan hidup kalian ketika kalah dalam combat. Seperti yang baru saja disebut sekilas juga dalam game ini nantinya akan ada sistim seperti fall damage, tetapi untungnya selama kalian memiliki energy core yang cukup fall damage tersebut tidak akan berdampak terlalu serius.

Ada banyak sekali yang dapat kalian temukan dalam eksplorasi nantinya sehingga tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Sedangkan untuk aspek yang sangat kami apresiasi dalam eksplorasinya adalah bagaimana traversal dan fitur yang dihadirkan sangat membantu proses gameplaynya itu sendiri. Hal ini terlihat dari bagaiman kontrol untuk karakter ketika melakukan eksplorasi itu terasa lengkap sekali, misalnya seperti kemampuan untuk triple jump yang sangat memudahkan karakter mencapai tempat tinggi, lalu hadirnya glider di beberapa lokasi yang memudahkan mencapai tempat yang jauh tanpa perlu melakukan fast travel, motor yang bisa kalian pakai untuk mempercepat eksplorasi, dan banyak lainnya. Desain minimap dan map pada game ini pun dibuat cukup baik, ketika berada di area terbuka map ini cukup mudah untuk dibaca dengan simbol simbol yang memperlihatkan beragam hal yang ada di area tersebut. Sayangnya map untuk area tertutup dibuat sangat polos tanpa menunjukkan lantai area tersebut dengan jelas, hal ini nantinya akan menjadi krusial pada late game dimana akan semakin banyak eksplorasi dalam ruangan.
Diluar semua itu juga ada aspek krusial lainnya yang tak kalah penting dalam eksplorasinya, jika di game Atelier lain ‘Bomb’ adalah tools yang sangat berpengaruh untuk eksplorasi; maka di Atelier Yumia Gunstaff kalian adalah tools terpenting dalam eksplorasi. Yang satu ini sebenarnya cukup mengejutkan, karena walau tahu akan jadi tools yang penting tetapi tidak disangka perannya akan sangat krusial. Mulai dari menjangkau material yang berada ditempat tinggi, mengaktifkan small shrines, menembaki musuh untuk mendapatkan advantages dalam combat, hingga menghancurkan tembok atau rintangan lainnya dapat dilakukan dengan peluru dan gunstaff kalian.
Atelier Yumia juga bukanlah game Atelier yang melibatkan gameplay time limit sehingga oleh karena itu kalian akan dapat bebas melakukan eksplorasi game ini, tetapi sebagai gantinya akan ada sistim siang dan malam di gamenya yang sudah menjadi standar di game Atelier lainnya.

Combat System Berbasis Action Pertama di Seri Atelier
Selain eksplorasinya, combat system pada game ini juga turut menjadi sorotan banyak orang sejak diumumkan. Pasalnya Atelier Yumia menjadi yang pertama membawakan combat berbasis action dimana dalam 25 game sebelumnya Atelier selalu dikenal sebagai JRPG yang membawa gameplay turn based. Uniknya combat dalam game ini nantinya akan berbasis area dimana akan ada 2 jenis encounter di game ini yaitu Split Encounters dimana semua musuh akan berada di area terpisah, dan Rumble Encounters dimana semua musuh akan berada di area yang sama dengan health bar gabungan.

Dalam combat sendiri nantinya kalian akan dapat membawa hingga 6 karakter dengan sistim front row dan back row, dan arena pertempuran juga akan terbagi menjadi dua yang dapat kalian ganti ganti dalam combat yaitu inner range dan outer range. Inner Range berarti pertempuran dengan senjata jarak dekat, sedangkan outer range berarti pertempuran senjata jarak jauh; range ini nantinya akan mempengaruhi skill yang dapat digunakan dimana tiap karakter akan memiliki 2 set skill berbeda tergantung berada pada area yang mana. Selain skill kemudian juga dihadirkan beberapa opsi lainnya seperti item, support item, dan juga guard/evade; uniknya pada game ini yang dapat menggunakan item bukan hanya sang alchemist saja seperti pada game Atelier sebelumnya, tetapi semua karakter akan dapat menggunakan item. Sehingga akan menghasilkan beberapa variasi yang dapat kalian lakukan dalam combatnya.
Tidak serta merta hanya button mashing, kalian juga akan dituntut untuk menguasai mekanik dalam game ini misalnya dengan menguasai perfect dodge yang berujung kepada Friend Action untuk menghasilkan damage yang lebih besar sambil menghindari damage sepenuhnya atau melakukan Precision Guard dimana akan berdampak dengan pengurangan damage yang sangat signifikan. Selain itu ada juga yang namanya Mana Surge dimana karakter akan masuk ke dalam mode khusus dimana karakter akan menjadi sangat kuat tetapi konsekuensinya adalah jika kalian mati dalam mode ini, karakter kalian tidak akan bisa dibangkitkan kembali dalam battle tersebut.

Secara sekilas combat pada game ini mengambil konsep yang mirip dengan sistim artes pada game Tales of tetapi dibuat menjadi lebih simpel, namun walau begitu secara keseluruhan Atelier Yumia menghadirkan combat system yang cukup segar tetapi kami rasa masih banyak yang perlu dikembangkan lagi dalam combatnya terutama untuk judul berikutnya dalam sub seri ini. Misalnya seperti jumlah skill yang dapat ditambahkan lagi nantinya hingga akan menghadirkan semakin banyak variasi dalam permainannya.
Mode Sandbox Yang Cukup Adiktif
Hal baru lainya yang dibawakan adalah mode sandboxnya, dimana nanti ketika melakukan eksplorasi kalian akan menemukan beberapa lokasi yang bisa kalian jadikan area aman untuk berkemah atau menaruh bangunan. Sesuai namanya di mode ini kalian akan dapat menciptakan markas, rumah, atau fasilitas lainnya layaknya game survival; objek objek yang dapat kalian taruh pada mode ini sendiri nantinya dapat kalian buat melalui sebuah fasilitas bernama workbench setelah kalian memiliki blueprint dari objek tersebut.

Bagi kalian yang merasa kurang kreatif pun tidak perlu khawatir karena game ini juga menyediakan template bangunan yang cukup kalian pilih saja dan nantinya akan terbentuk secara otomatis. Walau sedikit aneh tapi kami cukup menyukai fitur yang satu ini, dimana dikala kami bosan melakukan eksplorasi kami bisa menghabiskan waktu berjam jam untuk membangun rumah ideal kami di area yang disediakan.
Hadirnya Skill Tree, Yang Untungnya Tidak Merepotkan

Pada game ini nantinya akan hadir sebuah skill tree yang akan apat kalian kembangkan, skill tree ini nantinya akan terbagi menjadi 3 kategori yang mengatur 3 unsur terpenting dalam gameplaynya yaitu: alchemy, combat, dan exploration. Untuk membuka skill tree kalian nantinya akan membutuhkan sebuah currency khusus yang disebut skill point dan energy prism untuk beberapa skill yang berada pada tingkatan lebih tinggi.
Untungnya skill tree ini tidak hadir memberatkan gameplay dimana game ini sudah memiliki banyak sekali mekanisme baru yang cukup rumit, dikarenakan skill tree yang dihadirkan tergolong linear dan resource yang digunakan untuk pengembangan skill tree juga cenderung mudah didapatkan. Jadinya skill tree ini hadir sebagai fitur yang terkesan ‘nice to have‘ saja.
Difficulty
Difficulty pada game ini akan dibagi menjadi 4 opsi standar dan 1 opsi tambahan yaitu Easy, Normal, Hard, Very Hard, dan Charismatic yang dapat kalian buka dalam New Game+. Penulis sendiri memainkan game ini dalam difficulty Hard, tetapi yang perlu diketahui struktur difficulty pada game Atelier biasanya hanya berlaku pada early game saja dimana pilihan kalian untuk menciptakan item yang kuat masih sangat terbatas. Kemudian setelah opsi untuk menciptakan item yang lebih kuat terus terbuka maka struktur difficulty tersebut akan sangat mudah kalian rusak sehingga game akan menjadi lebih mudah bahkan tidak terasa sama sekali.
Pada intinya difficulty dalam game Atelier akan bergantung pada pilihan kalian sendiri, jika kalian memutuskan untuk menghindari synthesis maka akan sangat mudah untuk membuat game ini menjadi 10x lebih sulit dari seharusnya, begitu pula sebaliknya.
Visual & Audio

Secara visual sejujurnya tidak terlalu banyak yang berbeda dari Atelier Ryza, karena kedua game ini menggunakan artstyle visual yang serupa. Tetapi selain desain karakter yang bagi penulis terlihat lebih menarik, perlu diakui desain dunianya memang sangatlah cantik. Apalagi pada game ini kalian akan dapat mengeksplorasi dunia secara lebih dekat dengan gameplay open world yang baru, walau mungkin secara world building masih belum selevel dengan Atelier Dusk Trilogy tetapi Atelier Yumia mungkin adalah salah satu yang memiliki world building terbaik di seri ini.
Kemudian secara UI juga hadir sangat stylish dan sejujurnya sangat mudah dimengerti tampilannya sehingga ketika dilihat dimata UI nya sangatlah cantik. Tetapi beberapa bagian dalam UI ada yang sedikit membingungkan juga, salah satu contohnya yang lumayan menyebalkan adalah ketika kita ingin memasang Trait Crystal untuk item kalian opsi untuk melakukan hal tersebut tidak langsung terlihat jadinya membingungkan. Contoh lainnya adalah ketika kita membuka storage box dimana tombol nya agak membingungkan sehingga menyebabkan beberapa kali membuang item yang kita perlukan secara tidak sengaja. Untuk UI seharusnya nanti dapat ditingkatkan kembali di game selanjutnya.

Sedangkan ketika berbicara tentang musik, jujur saja Atelier Yumia mungkin memiliki musik yang cukup unik dibanding judul lainnya yang biasanya terkesan cheerfull. Di Atelier Yumia, musik musiknya menghasilkan suasana yang terasa lebih serius, dan bahkan terkadang sedikit melankolis. Walau ada juga yang sangat tenang seperti tema ost di Atelier/Workshop karakter kita. Hal ini mungkin dilakukan untuk mendukung tema keseluruhan game ini yang dibuat lebih serius. Sedangkan untuk voice acting, di game ini hanya menyediakan 1 dubbing saja yaitu Jepang. Pengisi suara favorit penulis pada game ini adalah yang mengisi untuk Flammi karena suaranya yang sangat adiktif, dan juga suara salah satu antagonis yang secara kebetulan diisi oleh Takehito Koyasu yang juga mengisi suara Olivier dari seri Trails.
Port Quality (PC)
Atelier Yumia dikembangkan dengan Katana Engine, yaitu engine yang sama yang digunakan untuk Dynasty Warriors Origins. Tetapi sayangnya kualitas port pada game ini tidak begitu baik terutama dengan macam macam masalah yang hadir pada performanya. Ketika mencoba demo game ini untuk pertama kali kami mengalami beberapa crash yang menutup paksa game ini, padahal PC yang kami gunakan sudah memenuhi permintaan dari game ini. Selain itu ada banyak FPS drop yang terjadi sepanjang permainan khususnya dalam beberapa area tertentu seperti Atelier kalian dan lokasi yang memiliki banyak orang. Kami kemudian melihat game ini memiliki masalah dalam penggunaan VRAM yang terlalu boros padahal seharusnya tidak begitu.
Ditambah ada beberapa bug yang juga sangat mengganggu hingga game breaking, settingan grafis juga masih terasa sedikit terbatas dan tidak sefleksibel dengan yang ada pada Dynasty Warriors Origins. Untungnya Koei Tecmo cukup tanggap dalam menanggapi permasalahan performa tersebut dimana mereka terus memberikan update rutin untuk perbaikan performanya, dan kami sangat mengappresiasi tindakan tersebut. Untuk saat ini, Atelier Yumia performanya sudah lebih baik daripada ketika saat perilisannya dan ketika Demonya.
Game ini penulis mainkan melalui PC dengan spesifikasi sedang sambil melakukan rekaman melalui OBS, PC yang kami gunakan sebagai berikut:
- RTX 3050 6GB
- Ryzen 7 5700X (8-Core)
- 32GB DDR4.
Final Verdict

Atelier Yumia berani membawa perubahan yang sangat radikal dalam berbagai aspek game ini sekaligus memperkenalkan banyak mekanisme baru yang berujung kepada sebuah game yang sangatlah ambisius, tetapi walau begitu tetap menjaga ciri khas dari seri ini. Hal ini seolah menjanjikan awal baru untuk seri Atelier kedepannya, dan harapan kami ini akan menjadi pendorong untuk seri ini agar dapat mengeksplor beragam tema unik lainnya dikemudian hari. Secara keseluruhan Atelier Yumia perlu diakui adalah sebuah game yang sangat menyenangkan, dan bahkan ketika dibandingkan dengan game lain dari seri ini, Atelier Yumia terbukti berhasil menjadi salah satu yang terbaik.
Walau bukanlah game yang sempurna, tetapi kami harap Gust tidak akan ragu untuk terus mengembangkan kekurangan tersebut agar dapat jadi lebih baik pada instalasi selanjutnya. Selain itu Atelier Yumia mungkin akan cocok untuk mereka yang ingin mencoba seri ini untuk pertama kalinya karena Yumia pada dasarnya adalah judul pertama dari sub series nya sendiri.
Score
Good
- Eksplorasi yang sangat luas dan bikin nagih
- Desain karakter yang menarik, terutama Yumia
- Cerita dan lore yang menarik untuk diikuti
- Mode sandbox yang sangat adiktif
- Tampilan UI yang Stylish
- Worldbuilding yang sangat baik
- Bacotan Flammi yang menemani permainan kalian
Bad
- Syntehsis system yang terlalu repetitif, dan berbelit
- Tidak ada random character event
- Banyak elemen yang repetitif
- Beberapa bagian dari UI kurang intuitif

Great
Atelier Yumia berhasil membawakan beragam perubahan yang cukup radikal pada seri ini, tetapi walau begitu perubahan tersebut tidaklah menghilangkan ciri khasnya. Walau bukan Atelier yang sempurna tetapi perubahan yang dibawakan terbukti berhasil menyegarkan seri yang telah berjalan cukup lama ini.
Game Details:
Item | Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & the Envisioned Land |
Played on | PC |
Developer | GUST |
Publisher | KOEI TECMO |
Platform | PS5, XBOX Series, Nintendo Switch, PC |
Harga | RP. 898.000 (PC) |
Kira-kira apakah optimasinya bisa nyentuh gtx 10 series? 😆 Kemarin saya coba demo di gtx 1050 ti (LOW 1080) fpsnya dapet 20an naik turun.
sulit sepertinya bro, minimumnya sudah 1650 dengan vram 4gb soalnya. Ditambah gamenya lumayan boros vram