Sejak pertama kali diumumkan game ini memang sudah sangat menarik perhatian, bukan hanya visual nya yang sekilas terlihat menarik tetapi juga dari segi gameplay yang membawakan turn-based rpg dengan sedikit twist di dalamnya. 3 tahun terakhir ini kita memang mendapatkan macam macam game turn based rpg yang sangatlah bagus dan berhasil mendobrak stigma dari sebagian orang bahwa “turn based rpg itu bosenin soalnya battlenya ganti gantian,” lewat game seperti Baldur’s Gate 3, Metaphor: ReFantazio, etc. Kali ini giliran Clair Obscur: Expedition 33 yang membuktikan bahwa turn based rpg itu bukan genre yang membosankan dengan mematahkan pandangan bahwa game turn based itu memiliki gameplay yang pasif dengan mengeksplor sebuah mekanik baru yang melahirkan pengalaman yang sangat segar.
Lantas pengalaman seperti apa yang coba dibawakan oleh game ini ? cerita seperti apa yang dibawakan ? dan twist seperti apa yang ditawarkan oleh game ini kepada pemainnya ? Simak jawabannya pada Review Clair Obscur: Expedition 33 oleh ReArchivu kali ini.
Table of Contents
Cerita & Synopsis – ‘Hari Esok Akan Tiba’

Apa jadinya jika sejak lahir batas umur kalian sudah ditentukan ? dan batas umur itu terus berkurang setiap tahunnya ? Permasalahan inilah yang dihadapi oleh umat manusia pada Clair Obscur: Expedition 33. Dimana setiap tahunnya sebuah mahluk misterius yang disebut The Paintress akan bangun dari tidurnya untuk melukis sebuah angka yang akan menentukan batas umur manusia dan menghapus semuanya yang telah menyentuh umur tersebut, dan besok ia akan melukis angka 33 untuk menghapus semua yang telah menyentuh umur 33.
Sehingga untuk menghentikan sang Paintress dari merenggut masa depan lebih banyak generasi lainnya, mereka yang hanya memiliki 1 tahun sebelum dihapus oleh sang Paintress akan pergi dalam misi terakhirnya untuk menghancurkan siklus tersebut. Pada game ini kalian akan mengikuti cerita dari Expedition 33 dalam misinya untuk menghentikan siklus tersebut bersama Gustave, Maelle, dan rekan rekannya. Tetapi siapa yang menyangka ekspedisi tersebut malah berujung bencana yang menyebabkan pendaratan mereka menjadi tidak mulus sehingga hampir berakhir ketika baru dimulai.

Lantas akankah Expedition 33 menyelesaikan misinya ? misteri apa yang selama ini menunggu untuk diungkap dari siklus tersebut ? tentunya untuk mengetahui jawabannya kalian harus memainkan gamenya sendiri agar terhindar dari spoiler!
Walau cerita dari game ini relatif pendek dimana cerita utama kurang lebih akan memakan waktu 25 hingga 30 jam untuk diselesaikan, tetapi perlu diakui cerita yang dihadirkan sangatlah padat ditambah dengan macam macam twist yang terus mencuri perhatian kalian akan terus terungkap seiring kalian menjalani progress game ini. Sehingga walau dengan premis yang sebenarnya sederhana namun dengan menggabungkan tema unik, lalu dikemas dengan sangat rapih, ditambah dengan macam macam twist yang terus mematahkan ekspektasi kalian– akhirnya berujung menghasilkan sebuah game dengan cerita yang menggugah emosi.

Walau memang pada akhirnya tidaklah sepenuhnya sempurna karena ternyata sampai akhirpun ada beberapa plot hole yang tidak terjawab dikarenakan betapa kompleksnya twist yang dihadirkan pada gamenya, tetapi ketika berbicara secara keseluruhannya cerita yang dihadirkan memang sangat memuaskan. Game ini memiliki 2 ending berbeda yang bisa kalian pilih nantinya pada akhir game ini.
Gameplay – Bukan Game Turn Based Biasa!
Kalau bicara soal gameplay dari game ini, yang paling menonjolnya tentunya tidak lain adalah combatnya yang berbasis turn based yang dikombinasikan dengan gameplay real time action yang disebut oleh developernya sebagai reactive turn based. Tetapi tentunya combat dari game ini bukanlah satu satunya yang sorotan dari gameplaynya yang akan kita eksplor lebih jauh lagi pada bahasan ini.
Eksplorasi Yang Mengingatkan Kepada Judul Klasik Final Fantasy
Eksplorasi pada game ini kalau boleh jujur sangat mengejutkan untuk saya pribadi, yang dimana awalnya saya pikir bakal lebih fokus kepada dungeon crawling dalam sebuah dungeon saja tetapi setelah kurang lebih 2 jam gameplay awal nantinya kalian akan diperkenalkan dengan overworld dari game ini. Jadinya nanti untuk eksplorasi akan terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu dungeon dan overworld. Design dunia yang seperti ini agaknya mengingatkan saya dengan seri klasik Final Fantasy era Super Nintendo, dan tampaknya kejutannya tidak berhenti disitu saja karena eksplorasi secara keseluruhannya berhasil di eksekusi dengan sangat baik terutama dalam overworldnya. Yang mebedakan dengan game klasik tersebut adalah encounter pada game ini tidak menggunakan random encounter melainkan akan menerapkan field encounter.

Di awal permainan design overworld nampaknya tidaklah terlalu besar dan biasa saja, malahan rasanya sangat terbatas. Pada overworld opsi kalian hanyalah berlari dan memukul musuh untuk mendapatkan first strike dalam combat, kalian tidak bisa melompat atau menembak seperti pada dungeon. Tetapi seiring kalian melakukan progress pada game ini nantinya kalian justru akan bisa mengeksplor lebih jauh lagi, dan dapat mencapai tempat tempat yang sebelumnya tidak bisa kalian datangi. Hal ini dikarenakan nantinya kalian akan bertemu dengan karakter bernama Esquie yang bisa membawa seluruh party kalian di pundaknya untuk berenang di lautan overworld game ini dan bahkan nantinya terbang mengelilingi mapnya.
Pada titik inilah nantinya kalian akan menyadari betapa luasnya map pada game ini untuk kalian eksplor, ditambah dengan visualnya yang sangat memanjakan mata membuat eksplorasi pada game ini sebagai sebuah proses yang sangat menyenangkan.

Sedangkan selama berada di dungeon kalian akan memiliki beberapa opsi juga mulai dari berlari, menggunakan pistol kalian untuk melakukan stun sementara kepada musuh atau menjangkau beberapa objek yang tinggi, menyerang, dan melompat. Yang unik adalah dungeon pada game ini tidak memiliki mini map sama sekali sehingga kalian harus mengingat peta dari dungeon tersebut dengan kepala kalian sendiri. Alasannya karena sutradara dari game ini ingin kalian mengeksplorasi berbagai macam area di gamenya, sayangnya kalau saya boleh jujur area dungeon pada game ini seperti kurang menarik untuk di eksplor karena pada akhirnya hanya itu itu saja walau memang visualnya juga tidak kalah indah.
Kekurangan utama pada design dungeon game ini mungkin ada pada designnya yang dibuat terlalu seperti lorong yang dimana seharusnya bisa dibuat lebih menarik dengan menambah “vertikalitas” pada desainnya. Vertikalitas disini maksudnya dengan memanfaatkan objek objek disekitar agar bisa dipanjat atau dilompati dikarenakan pada dasarnya karakter kita dapat melakukan manuver lompatan pada game ini, hal ini dikarenakan beberapa objek tampaknya hanya ditaruh sebagai pajangan saja padahal posisinya yang sangat rendah dan seharusnya masuk akal bisa dilompati. Jika saya harus memberikan contoh game lain yang berhasil menerapkan desain ini dengan sangat baik mungkin itu adalah Shin Megami Tensei V yang dulu sempat kami review juga.

Saran saya kalian harus menikmati eksplorasinya terutama ketika di overworld untuk mengakses dungeon dungeon baru yang bahkan tidak menjadi story utama, hal ini dikarenakan dunianya yang luas mendorong pemainnya untuk melakukan eksplorasi walau ceritanya singkat. Sehingga jika kalian melewatkannya akan terasa sangat disayangkan karena ada banyak hal yang nantinya bisa kalian temui.
6 Karakter Dengan 6 Mekanik Berbeda
Pada game ini akan ada total 6 karakter yang nantinya dapat kalian mainkan, uniknya tiap karakter akan memiliki mekanisme gameplay dan gimmick yang berbeda beda sehingga pemahaman mekanisme karakter akan jadi sangat penting. Sebagai contoh disini adalah Lune yang adalah spellcaster utama kita sepanjang permainan dimana skill tree dari Lune akan fokus kepada skill skill berbasis magic damage dan elemental skill. Lune nantinya akan memiliki mekanisme bernama elemental stain yang dimana dirinya akan mendapatkan semacam poin setiap kali menggunakan skill elemen tertentu yang bisa disimpan hingga 4 poin, elemental stain ini nantinya dapat dipakai untuk menghasilkan macam macam efek yang lebih kuat dalam skill kalian.

Contoh lainnya adalah Monoco yang gameplaynya berfokus pada mengoleksi kaki para musuh yang kalian lawan, berbeda dengan karakter lainnya skill tree dari Monoco tidak akan kalian buka dengan levelling tetapi dia akan membuka skill baru tiap kali mengalahkan musuh yang “kakinya bisa di ambil.” Hal ini dikarenakan gameplay dari Monoco berfokus pada merubah dirinya menjadi musuh yang ia kalahkan dan menggunakan skill dari musuh tersebut, Kurang lebih mirip seperti menggunakan Persona saja.
Combat Turn Based Yang Menuntut Pemainnya Untuk Tetap Aktif
Sorotan utama dari game ini tidak lain yaitu sistim combatnya yang dibalut dengan mekanisme yang biasanya tidak terpikirkan akan kalian temukan dalam sebuah JRPG turn based. Mekanisme tersebut adalah kemampuan untuk melakukan untuk parry dan dodge secara manual. Penggabungan ini membawakan sebuah angin segar bagi genre satu ini, dan bahkan mendatangkan macam macam pemain baru untuk mencoba game rpg turn based yang berujung menghasilkan sebuah mekanisme yang menuntut pemainnya untuk melakukan trial and error dan penguasaan mekanisme yang rewarding.

Dalam combat nantinya kalian akan membawa 3 karakter berbeda yang akan bermain berganti gantian seperti turn based pada umumnya, opsi pada combat juga standar saja ada attack, skill, item, dan yang unik adalah opsi untuk melakukan aim. Untuk atribut dalam combat nantinya ada HP dan AP, untuk AP berbeda dari mana karena AP ini akan bertambah setiap putarannya dan akan berguna untuk mengaktifkan skill nantinya. Untuk skill masing masing karakter akan memiliki maksimal 6 skill yang bisa digunakan dan dikustomisasi, sedangkan untuk item nantinya hanya ada 3 item saja yang bisa kalian gunakan yang berfungsi untuk melakukan heal, menambahkan AP, dan membangkitkan karakter yang mati dalam combat. Item ini nantinya akan bisa kalian refill setiap kali kalian melakukan rest di checkpoint dalam dungeon jadinya kalia ntidak usah ragu untuk menggunakannya. Yang menarik adalah dengan sistim karakter yang unik kepada satu sama lain dengan skill set yang berbeda beda kalian dituntut untuk melakukan berbagai kombinasi dalam party kalian agar tiap karakter nantinya dapat menghasilkan sebuah sinergi gameplay yang baik.

Sedangkan untuk aim nantinya akan berguna ketika melawan musuh yang terbang dikarenakan musuh terbang akan memiliki dodge rate yang sangat tinggi ketika diserang dengan cara lainnya. Lalu bagaimana dengan mekanisme parry dan dodge tadi ? Ketika berada di giliran musuh nantinya kalian akan diberikan hingga 4 option untuk menghindari damage yaitu dodge, parry, jump, dan gradient counter. Masing masing mekanisme tersebut akan terbuka satu persatu seiring kalian melakukan progress tetapi basicnya adalah dodge dan parry tadi.
Adanya mekanisme ini berarti mengimplikasikan stats agility tidak akan berpengaruh pada kemampuan dodge kalian, sehingga memang sangat di dorong untuk menguasai mekanik tersebut. Kegagalan untuk menguasai mekanisme reaktif ini nantinya akan menghasilkan gameplay yang sangat punishing dikarenakan jumlah damage pada game ini cenderung besar bahkan ketika hanya melawan field encounter biasa saja, tetapi ketika kalian menguasainya mekanisme tersebut akan terasa sangat rewarding karena terutama mekanisme parry yang mampu memberikan damage besar melalui counter attack dan membuat combat menjadi lebih singkat.

Parry yang mendarat dengan sukses memberikan efek yang bukan hanya rewarding kepada gameplay tetapi juga gameplay yang memuaskan. Sehingga oleh karena itu trial and error untuk mengingat gerakan musuh sangatlah penting pada game ini. Lantas bagaimana jika kalian tidak jago menggunakan mekanisme ini ? tenang saja karena damage yang besar itu sebenarnya bisa diakali dengan cara lain juga yaitu dengan secara rutin meningkatkan attribut defense dan vitality tiap kalian kalian melakukan level up sehingga kalian tidak akan langsung mati jika dipukul oleh musuh.
Tetapi tentunya pengalaman bermain game ini nantinya akan menjadi kurang memuaskan jika kalian tidak menggunakan mekanisme ini sama sekali, saran saya adalah coba sebisa kalian karena saya pribadi juga tidak jago dengan menggunakan mekanisme ini tapi pada akhirnya saya tetap menikmatinya karena memang sangat memuaskan ketika kalian berhasil mengguasainya.
Yang sedikit mengganjal untuk saya pribadi mungkin adalah mekanisme combat di game ini yang tidak mengijinkan kalian berganti karakter dalam combat berlangsung sehingga seperti sedikit membatasi strategi yang bisa digunakan tapi mungkin ini dilakukan untuk mendorong pemain benar benar mempelajari susunan karakter seperti apa yang cocok bagi kalian. Namun uniknya ketika kalian mati nantinya kalian bisa mengirim tim kalian lainnya yang tidak kalian pakai dalam combat sebagai reserve team untuk melanjutkan combat tadi hingga selesai, jadinya ini bisa dianggap seperti nyawa kedua kalian.
Difficulty
Untuk difficulty disini ada 3 pilian yang dapat kalian pilih nantinya yaitu story, expeditioner, dan expert. Story pada dasarnya adalah easy, sedangkan expeditioner adalah medium, dan expert adalah hard.
Opsi difficulty nantinya hanya memengaruhi jumlah damage yang akan keluar dan masuk dalam combat sekaligus HP dari musuh. Pada akhirnya difficulty dalam game ini akan tergantung dari bagaimana kalian menguasai reactive turn based yang dihadirkannya.
Desain Dunia Yang Sangat Cantik Dan Musik Yang Menyihir Dunianya.
Bukan hanya gameplay dan storynya yang menarik perhatian tetapi juga visual dan musiknya tidak kalah menonjol. Seperti yang sudah dibahas sekilas ketika membahas eksplorasi tadi mulai dari tampilan overworld hingga dungeonnya selalu berhasil menarik perhatian. Tetapi juga bukan hanya sekedar cantik dunia dari game ini juga menceritakan apa yang terjadi pada dunianya, hanya saja bukan menggunakan kata kata melainkan melalui visual storytelling. Hanya saja entah kenapa game ini memiliki sharpening filter yang tidak dapat dimatikan sehingga merusak beberapa detail dari visualnya, tetapi untungnya ada mod yang bisa kalian install untuk mematikan sharpening filter ini yang akan membuat visualnya menjadi lebih indah lagi nantinya. Jika kalian tertarik kalian bisa mendownload mod tersebut disini.

Visual yang bagus sayangnya tidak akan lengkap tanpa musik yang mengiringi dunianya. Dimana bahkan hingga saat ini masih terngiang dikepala saya betapa karena indahnya musik dalam game ini. Beberapa musik juga mungkin sedikit mengingatkan saya kepada lagu pada game NieR: Automata, hanya saja musik dalam game ini secara mayoritas dinyanyikan dalam bahasa Prancis. Jika kalian tertarik kalian juga bisa mendengarkan musiknya melalui layanan streaming favorit kalian atau melalui playlist dibawah ini.
Untuk opsi dub sendiri di game ini hanya tersedia dalam dua pilihan yaitu Inggris dan Prancis, selama bermain saya menggunakan dubbing Prancis dari awal sampai akhir karena penasaran saja dan ternyata pengalaman yang dibawakan juga sangat menarik. Untuk dubbing Inggris juga tidak kalah bagus karena membawakan para pengisi suara yang tidak kaleng kaleng juga.
Port Quality (PC)

Seperti biasa akan ada ulasan mengenai port dari review kami, Clair Obscur: Expedition 33 dikembangkan dengan Unreal Engine 5. Secara requirement sebenarnya tidak terlalu menuntut spesifikasi yang tinggi sehingga bahkan ketika dimainkan dengan PC dengan spesifikasi sedang sambil melakukan rekaman melalui OBS masih dapat menikmati performa yang cukup stabil di 50-60 FPS.
PC yang kami gunakan adalah sebagai berikut:
- RTX 3050 6GB
- Ryzen 7 5700X (8-Core)
- 32GB DDR4.
Walau secara keseluruhan cukup stabil dan settingan untuk grafik juga cukup lengkap tetapi ada beberapa masalah minor pada portnya, misal seperti cutscene yang di batasi hanya 30 FPS saja atau yang saya sering alami adalah game ini sering mengalami crash ketika pertama kali dibuka. Button prompt untuk Dualsense juga awalnya tidak terbaca sehingga layoutnya menjadi tombol XBOX tetapi untuk versi Steam sepertinya masalah ini sudah diperbaiki terkait button prompt.
Masalah performa ini agaknya mungkin bisa diperbaiki lagi oleh Sandfall Interactive nantinya.
Final Verdict

Walau game ini adalah game debut dari studio Sandfall Interactive, tetapi perlu diakui resep yang dibawakan pada game ini berhasil dieksekusi dengan sangat baik sehingga menawarkan sebuah pengalaman yang menarik. Ditambah dengan cerita yang terus mencuri perhatian kalian dengan macam macam twistnya dan macam macam kualitas positif lainnya akhirnya menghadirkan sebuah pengalaman yang sangatlah unik dan segar.
Sehingga secara keseluruhan perlu diakui adalah sebuah game yang sangat menyenangkan, namun sayangnya mungkn tidak akan cocok kepada semua orang walaupun di saat bersamaan malah mengundang beberapa orang yang sebelumnya mungkin tidak biasanya memainkan game bergenre turn based.
Score
Good
- Desain dunianya yang benar benar indah
- Cerita yang membawakan plot twist berlapis yang menarik diikuti
- Eksplorasi overworldnya yang luas dan penuh hal menarik untuk di eksplorasi
- Musik yang serasa menyihir kalian untuk meresapi dunianya lebih dalam lagi
- Combat yang engaging dan rewarding
- Ada ruangan untuk melakukan trial and error baik itu terkait karakter ataupun mekanisme lainnya
Bad
- Tidak ada minimap pada dungeon
- Design dungeon yang terlalu lurus
- Plot hole cerita yang mengganjal

Must-play
Clair Obscur: Expedition 33 membawakan sebuah pengalaman yang sangat segar di dalam genre yang mungkin terasa sedikit ‘usang’ bagi beberapa orang. Tetapi bagi mereka yang juga menyukai genre ini pastinya juga dapat menikmatinya. Ditambah dengan cerita dan dunia yang kuat membuatnya menjadi lebih imersif lagi sehingga melahirkan sebuah game yang sangatlah menarik.
Game Details:
Item | Clair Obscur: Expedition 33 |
Played on | PC |
Developer | Sandfall Interactive |
Publisher | Kepler Interactive |
Platform | PS5, XBOX Series, XBOX Gamepass, PC |
Harga | RP. 499.000 (PC) |