PlayStation buatan Sony dikenal sebagai konsol generasi kelima dengan penjualan tertinggi, sekaligus konsol pertama dalam sejarah yang berhasil menembus angka penjualan 100 juta unit. Meski begitu, perjalanan menuju kesuksesan tersebut tidaklah mudah. Di masa pengembangannya, teknologi grafis 3D masih belum umum digunakan, dan banyak pengembang game di Jepang meragukan potensinya di platform konsol. Namun, menurut Shuhei Yoshida, seorang veteran Sony, kehadiran Virtua Fighter dari Sega menjadi titik balik penting. Game tersebut membuka mata para pengembang akan kemungkinan besar dari grafis 3D, sehingga mendorong mereka untuk menciptakan game dengan pendekatan serupa. Hal ini berkontribusi besar terhadap keberhasilan PlayStation sebagai konsol yang sangat laris di pasaran.

Dalam wawancara bersama 4Gamer, Shuhei Yoshida—yang berkarier di Sony sejak 1993 hingga 2025—membagikan kisahnya selama menggarap PS1, termasuk tantangan dan pencapaian yang dialami timnya sebelum akhirnya PlayStation meraih sukses global.
Pada waktu itu, Shuhei Yoshida bertugas memperkenalkan dan memasarkan prototipe PlayStation 1 kepada para pengembang dan penerbit pihak ketiga. Namun, karena PS1 dirancang dengan fokus utama pada grafis 3D, banyak pihak yang ragu dan menunda dukungan mereka. Mereka khawatir konsol tersebut tidak akan sukses secara komersial. Yoshida menjelaskan bahwa sebagian besar pengembang saat itu belum menyadari potensi dari teknologi grafis 3D, bahkan ada yang menganggapnya tidak layak digunakan untuk video game. Sebaliknya, pengembang muda yang sudah terbiasa menggunakan grafis 3D di platform PC seperti Sharp X68000 justru menyambut konsep PS1 dengan antusias. Salah satu yang paling bersemangat adalah Namco, karena mereka memiliki banyak aset dari game arcade dan sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Ken Kutaragi dalam pengembangan PS1.

Kebangkitan Playstation Karena Sega
Perubahan besar terjadi pada Agustus 1993 ketika Sega merilis Virtua Fighter, game pertarungan 3D pertama mereka. Popularitasnya yang tinggi membuat banyak pengembang mulai tertarik dengan potensi grafis 3D dan mulai melirik kembali proyek PlayStation. Yoshida menyebut keberhasilan game ini sebagai momen penting, dan menambahkan bahwa Ken Kutaragi saat itu sangat fokus menyempurnakan pustaka pengembangan agar ramah bagi pengembang pihak ketiga.
PlayStation akhirnya dirilis pada Desember 1994. Meski produksi terbatas, semua unit cepat terjual. Beberapa game awal yang menonjol termasuk Ridge Racer, Tekken, Parodius Deluxe Pack, dan King’s Field. Masih ada penerbit yang menunggu penjualan mencapai satu juta unit sebelum bekerja sama, sehingga Sony meluncurkan kampanye bertajuk “Ayo capai 1 juta.” Target itu tercapai hanya dalam enam bulan, pada Mei 1995.