Indonesian Women in Game (IWIG), sebuah komunitas yang mewadahi perempuan Indonesia yang berkarier di industri game, kembali menggelar pertemuan tahunan bertajuk “IWIG Beauty PlayConnect” pada 5 Juli 2025 di Agate Headquarters, Kota Bandung. Acara ini menjadi pertemuan komunitas terbesar yang pernah diselenggarakan oleh IWIG, berkat dukungan dari Paragon Corp, AMD Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta lebih dari 120 partisipan yang menghadiri acara ini dengan antusiasme tinggi.

Acara pertemuan kali ini memiliki format yang berbeda dibandingkan pertemuan IWIG sebelumnya. Tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, acara ini turut menghadirkan para pemangku kebijakan yang berperan penting dalam pembentukan ekosistem game di Indonesia. Selain itu, tersedia area pameran yang menampilkan karya-karya terbaik dari pengembang game perempuan Indonesia, serta fasilitas konsultasi bagi talenta pemula (entry-level) yang ingin berdiskusi langsung dengan para ahli industri. Dengan berbagai kegiatan baru ini, diharapkan para peserta dapat semakin termotivasi untuk berkarya di industri game sekaligus memperoleh wawasan yang lebih luas.
Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Ibu Meutya Hafid, yang dikenal sebagai pendukung aktif berbagai inisiatif pemberdayaan perempuan. Dalam sesi pemaparannya, Ibu Meutya menyampaikan harapannya agar semakin banyak perempuan Indonesia yang termotivasi untuk membangun karier di industri game, meskipun tantangan seperti stereotipe gender masih kerap ditemui. Ia menekankan pentingnya peran perempuan agar tidak lagi diposisikan sebagai tokoh pendamping (side characters), melainkan sebagai tokoh utama dalam ekosistem industri game nasional.
Dukungan Ibu Meutya Hafid tidak berhenti pada pernyataan semata. Pada acara IWIG Beauty PlayConnect, Beliau mengumumkan bahwa pada penyelenggaraan Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025, konferensi tahunan industri game di Indonesia, akan mulai menghadirkan fasilitas baru khusus bagi perempuan di industri game, seperti kesempatan networking eksklusif serta sesi pembelajaran bersama para pakar.

Kementerian Komunikasi dan Digital percaya bahwa ekosistem game yang sehat adalah ekosistem yang setara dan inklusif. Tapi lebih dari itu, kami juga percaya bahwa kepemimpinan perempuan membawa dimensi yang unik dan berdampak jangka panjang bagi masa depan bangsa,
– Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia.

Dalam acara ini, turut diselenggarakan sesi seminar yang menghadirkan panel diskusi bersama para narasumber yang ahli di bidangnya. Diskusi mengangkat berbagai topik terkait perkembangan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan Indonesia yang berkarier sebagai pengembang game. Salah satu sesi menghadirkan Bapak Luat Sihombing, Direktur Game Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, serta Bapak Shafiq Husein, Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), sebagai pembicara dalam panel yang membahas urgensi peningkatan keterlibatan perempuan di industri game.

Acara Beauty PlayConnect juga menyediakan fasilitas Game Clinic, yaitu kesempatan bagi peserta untuk berkonsultasi langsung dengan para ahli industri. Sebanyak 10 praktisi dengan pengalaman 5 hingga 10 tahun di industri game diundang untuk menjadi narasumber dalam sesi ini. Sesi konsultasi dibagi ke dalam berbagai domain, baik teknis maupun non-teknis, mencakup bidang seperti programming, narrative, marketing, dan business management. Peserta diberikan kebebasan untuk memilih narasumber yang paling sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Terlebih dari itu, acara ini dilengkapi dengan menambahkan kegiatan pameran sepuluh game yang dibuat oleh para talenta pengembang game perempuan, diantaranya:
- (The Lingering) Graveyard Visit oleh Storytale,
- 1998: The Toll Keeper Story oleh GameChanger Studio,
- Cisini Stories:RPG Hidup Cewe oleh Ikan Asin Production,
- Drop Dead Party oleh 9 Lives Games Studio,
- Joker’s Rebellion oleh Kumagema,
- K-Pop Idol Stories: Road to Debut oleh Wisageni Studio,
- Repeat After Death oleh Exploding Shoes,
- Santapan Nusantara oleh Claralyna Studios,
- The Fractured Shimmer oleh Pendopo Creations,
- Troublemaker 2 Beyond Dream oleh Gamecom Team.
Harapannya, para peserta dapat menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan yang sama, atau bahkan lebih, untuk menciptakan karya dengan kualitas tinggi.
Riris Marpaung, CEO GameChanger Studio sekaligus Chairwoman IWIG mengatakan,
Setiap bagian dari acara ini kami desain dengan satu tujuan: memberdayakan. Diskusi panel membuka ruang dialog, game clinic memberikan bimbingan langsung, dan pameran karya memperlihatkan potensi nyata. Kami juga mengundang para pemangku kebijakan untuk hadir dan memberikan dukungan secara langsung kepada peserta. Semua ini bertujuan agar perempuan tidak hanya ikut serta, tapi turut membentuk masa depan industri game Indonesia.
Secara global, sejak September 2022, sebanyak 72% perempuan telah menjadikan bermain game sebagai bagian dari kesehariannya. Namun, laporan dari International Game Developers Association (IGDA) menunjukkan bahwa hanya 24% perempuan yang terlibat dalam proses pengembangan game. Di Indonesia, jumlah perempuan yang berkarier di industri game menunjukkan tren peningkatan, dengan kontribusi mencapai 21% dari total pelaku industri. Kesenjangan ini tidak hanya membatasi ruang perspektif dan potensi, tetapi juga menciptakan tantangan tersendiri bagi perempuan yang ingin berkiprah di dunia pengembangan game.
Restya Winda Astari, CEO Agate Academy sekaligus Ketua Pelaksana IWIG Beauty PlayConnect mengatakan, “Sebagai seseorang yang terjun ke industri game sejak 2011, saya bangga melihat sejauh mana perempuan Indonesia telah berkembang di dunia game. Saya berharap semakin banyak perempuan yang bisa diberdayakan dan mengambil peran penting dalam membentuk masa depan industri ini.”
IWIG merupakan komunitas yang mewadahi perempuan Indonesia yang tengah berkarier maupun tertarik untuk membangun karier di industri game. Saat pertama kali dibentuk pada tahun 2021, IWIG hanya memiliki kurang dari 40 anggota. Kini, empat tahun kemudian, jumlah anggota IWIG di seluruh Indonesia telah mencapai 517 orang, dengan rata-rata pertumbuhan anggota sebanyak 110 orang setiap tahunnya. Melalui kegiatan ini, IWIG ingin menegaskan bahwa perempuan bukan sekadar pelengkap, melainkan pelaku aktif yang turut berkontribusi dalam kemajuan industri game nasional. Ke depannya, IWIG berharap dapat memperluas jangkauan melalui penyelenggaraan acara gathering di berbagai kota lain, seperti Malang, Yogyakarta, dan Surabaya.