Akhirnya kami mengulas game ini setelah lama mengamati pengembangan game ini. Bagi saya sendiri, Path of Exile adalah salah satu pilar utama dalam genre ARPG, yang menonjol di antara banyak judul lain dikarenakan mekanik skill-nya yang kompleks dan menyerupai game bergenre sandbox, namun sangat adiktif setelah kamu paham bagaimana interaksi antar mekaniknya.
Saya pernah memainkan game pertamanya, saat update Crucible. Saat itu, Pada masanya, saya memainkan game ini sebagai game untuk melewati waktu seketika, dan saya menyukai keunikan mekanismenya. Saya tidak mengklaim sebagai veteran, saya hanya menikmati gamenya, dan saya berharap bisa menikmati sekuelnya juga, walau banyak sekali perubahan pada mekaniknya.
Sekuel ini, Path of Exile 2 pada dasarnya mirip, tapi menghadirkan tempo gameplay yang lebih lambat, yang terasa mirip dengan Monster Hunter, terutama dalam visinya untuk membuat boss fight terasa lebih berarti, bahkan sampai membuat miniboss terasa seperti act final boss tetapi dengan skala kecil. Saya menyukai desain gameplay yang mereka berikan, dan saya ingin mereka melakukan hal yang sama sampai perilisan penuh game ini.
Sebelum saya lanjut, kami berterima kasih untuk Grinding Gear Games dan Level Infinite karena telah mengirimkan tim kami review code untuk game ini.
Dalam artikel ini, saya akan review Path of Exile 2. Khususnya, saya akan mereview update atau league Dawn of the Hunt. Meskipun ada potensi di update ini… eksekusinya sangat mengecewakan.
Table of Contents
Mekanik Baru – Azmerian Wisp, dan Item Ekslusifnya

Terdapat Azmerian Wisps muncul secara acak saat kamu menjelajahi area seperti biasa. Intinya, kamu harus mengikuti wisp yang membawamu ke rare monster yang mendapatkan buff sesuai dengan wisp yang dikejar. Wisp ini memberikan rare monster ini sebuah buff, salah satunya bahkan memanggil sekelompok banteng untuk menginjakmu, yang benar-benar tak saya duga, tapi ini salah satu mekanik yang cukup oke yang mereka bawa di Dawn of the Hunt. Item yang diberikan juga bagus… kalau saja drop chance-nya bagus. Tapi itu akan kita bahas nanti.

Tetap saja, saya suka mekanik league ini. Walaupun sederhana, ini menambahkan variasi pada miniboss atau rare monster yang kamu temui sepanjang game.
Huntress – Potensi yang Hilang

Sebelum saya lanjut, saya menikmati class Huntress! Skillsetnya lincah, dan meskipun saya biasanya tidak memilih tipe karakter seperti ini (saya cenderung pakai summoner, atau terakhir saya main PoE1, saya pakai Deadeye), saya bisa melihat sisi menyenangkan dan memuaskan dari Huntress. Beberapa skill-nya sangat baik dipakai melawan gerombolan musuh maupun boss.
Cara terbaik saya menggambarkan Huntress adalah seperti judulnya: “Potensi yang Hilang.” Mengapa?

Desain kelas ini berpusat pada mekanik parry. Jika digunakan dengan benar, bisa langsung melewati satu fase mekanik boss DAN membuat beberapa musuh stunlock pada saat yang sama. Tapi masalahnya: Mekanik parry ini sangat situasional, dan di kondisi terburuk bisa jadi tidak berguna sama sekali. Saat boss mulai spam serangan AOE, kamu akan sadar betapa tidak dapat diandalkannya mekanik parry ini.
Ini juga berlaku saat melawan gerombolan musuh. Hanya beberapa musuh di depanmu yang bisa terkena efek parry, jadi seringkali rasanya parry ini tidak berguna di situasi yang umum. Menurut saya, masih mending kamu memakai skill lain saja.

Yang paling parah? Shield atau buckler yang kamu bawa terasa seperti sekadar stat tambahan saja. Di Path of Exile 1, kamu bisa menambahkan lebih banyak skill buff ke shield kalian. Tapi di sini… shield atau buckler terasa seperti… sekadar ada aja. Cuma memberikan block chance aja, atau bisa parry yang entah bekerja atau tidak, tergantung dari kapan, di mana, dan bagaimana kamu memakainya. Kadang kamu merasa lebih baik pakai Dance with Death (+25% skill speed jika tidak ada equipment pada off hand) saja. Kecuali nanti saat late game di mana ada beberapa shield yang layak digunakan (contoh: Lycosidae dengan double accuracy-nya).
Lucunya, cara paling mudah untuk mengatasi frustasi ini adalah… hindari parry sama sekali dan pakai skill seperti Rake + Stomping Ground, atau Spearfield (yang bisa memberikan semua debuff sekaligus jika dibangun demikian), atau build Lightning Spear yang terasa seperti main PoE1 lagi.
Sekali lagi, saya menikmati Huntress! Tapi… Ada banyak potensi, banyak cara untuk membuat build seputar parry ini bekerja, terutama karena ada interaksi unik dengannya. Seandainya saja mekanisme benar-benar konsisten, maka potensi class ini bakal direalisasikan secara gameplay.
Masalah Utama – Drop Rate Terlalu Rendah

Sekarang saatnya membahas hal yang kontroversial pada update ini: Mendapatkan gear yang berguna sangat susah untuk dicari pada update ini. Ini bukan masalah kecil yang bisa diabaikan. Drop rate ini sangat mengecewakan dan inkonsisten sampai rasanya bukan boss dengan mekanik kompleks yang membuat game ini susah, tetapi drop ratenya. Dalam pengalaman saya, saya kesulitan mendapatkan gear untuk membuat build saya dapat dipakai. Saya tahu arah build saya, saya tahu apa yang harus saya lakukan kalau dapat drop yang kurang ideal, tapi game ini terus-menerus memberikan gear yang tidak dapat dipakai oleh class saya, atau bahkan game-nya memberikan gear downgrade. Hal ini terjadi bahkan dari awal game.
Saya bahkan pernah mengalami momen di mana saya belum melengkapi gear sampai level 8 hanya karena game ini tidak memberikan saya gear common untuk mengisi slot tersebut. Seperti itulah frustrasinya sistem drop di sini.
Masalah ini saya alami dari Act 1 sampai awal Act 3. Rasanya semua yang kamu lakukan di game ini seperti memukul batu, bukan dengan palu, bukan dengan palu, tapi dengan tongkat kayu dan berharap batunya pecah dalam hitungan detik.

Tapi setelah mendapatkan gear yang sesuai, mendadak game ini terasa tinggal spam skill saja. Boss terasa adil, meskipun terkadang saya mati di pertengahan game karena blunder. Mid-game, yang seharusnya menguji build dan pengetahuan mekanisme pada Path of Exile 2… malah terasa lebih mudah daripada bagian awalnya, gara-gara ini.
Apa yang saya alami disini kebalikan dari pengalaman saya di Path of Exile 1. Walaupun waktu main saya sedikit, saya menikmati setiap jamnya. Tapi di game ini, saya malah lebih sering frustasi berkat drop rate yang terlalu rendah.
Tips dari saya? Kalau kamu memakai class Huntress, saya sarankan ambil Tangletongue lebih awal lewat trading antara player. Crit rate-nya tinggi dan ada kemungkinan double crit yang sangat berguna. Dengan kata lain… Siapkan Exalted Orbs-mu, cari panduan di internet untuk tahu gear awal apa yang kamu butuhkan untuk melewati betapa susahnya mendapatkan item early game yang berguna melalui trading.
Penutup

Di satu sisi, saya menikmati bermain sebagai Huntress meskipun potensi mekaniknya tidak sepenuhnya terealisasikan. Di sisi lain, saya benci sistem drop di Dawn of the Hunt ini secara spesifik. Tetapi, dari update ini sendiri terdapat satu fakta: Game ini mempunyai direksi yang berbeda, dengan eksekusi yang kurang memuaskan.
Dawn of the Hunt benar-benar terasa seperti butuh lebih banyak penyempurnaan. Ya, saya tahu ini game early access. Tapi begini, seluruh musim ini, seluruh update atau league ini sudah menunjukkan visi Grinding Gear Games tentang seperti apa game ini seharusnya. Sebuah Path of Exile yang metodikal, lebih lambat temponya. Kelas Huntress adalah contoh terbaik dari visi itu— kelas yang tidak hanya sekadar mencampur-aduk build, tapi lebih ke arah merespon atau mengantisipasi musuh di sekitarnya.
Namun eksekusinya yang menghambat visi ini. Game ini malah melawanmu dengan sistem drop rate yang buruk, yang membuat awal game terasa menyebalkan… Dan khusus untuk Huntress? Parry terasa seperti mekanik yang ditinggalkan, begitu kamu menyadari semua kelemahannya. Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa gagal pada balancing game ini, padahal sudah punya pengalaman bertahun-tahun dengan Path of Exile 1. Masih banyak konten yang bisa dinikmati di game ini, tapi tetap terasa belum selesai, di sana-sini.
Dari salah satu postingan update untuk game ini, kita diberi tahu bahwa masalah-masalah di atas akan diperbaiki. Saya masih belum tahu kalau update setelah ini dapat memperbaiki masalah saya terhadap game ini— tetap saya berharap begitu.
Apakah saya merekomendasikan game ini? Coba mainkan Path of Exile 1 dulu dengan mode Ruthless. Kalau kamu merasa mode Ruthless bukan untukmu, maka game ini juga mungkin bukan untukmu. Setidaknya, tidak sampai masalah-masalah di atas diperbaiki. Beri waktu game ini mendapatkan patch baru, lalu pertimbangkan membeli early access-nya. Kalau kamu tetap tidak menikmati Path of Exile 2, tapi suka game pertamanya, kamu masih bisa memakai mata uang premium dari early access untuk membeli item di game pertamanya.
Kami berharap agar Grinding Gear Games dapat menyempurnakan game ini kedepannya. Tidak hanya karena game ini memberikan pengalaman yang unik, game ini juga menjadi salah satu contoh bahwa masih banyak player yang ingin memainkan sebuah game dengan penuh kebebasan dalam kreasi build.
Verdict
Path of Exile 2: Dawn of the Hunt memberikan konten baru, seperti class Huntress, class acendancy baru, dan Azmerian Wisp sebagai special encounter. Update ini mempunyai banyak potensi, tapi sayangnya eksekusi pada update ini tidak begitu memuaskan. Mulai dari potensial Huntress yang tidak didalami sepenuhnya karena sistem parry yang tidak konsisten, hingga drop rate equipment yang bikin frustrasi, menyebabkan kesusahan pada early game tidak terasa fair sama sekali. Walaupun begitu, masih terdapat kualitas yang terdapat pada beberapa konten baru yang disediakan oleh Grinding Gear Games.
Good
- Class Huntress yang lincah
- Ascendancy class yang mengubah playstyle pada player
- Mekanisme parry yang cukup unik pada game ARPG
Bad
- Mekanisme parry yang tidak konsisten
- Potensi build Huntress yang tidak dapat dibuka sepenuhnya
- Gameplay flow yang terasa aneh pada early game
- Drop rate yang terlalu rendah
Baca review game ReArchivu lainnya disini.