Informasi ini disampaikan kepala redaksi dari Southeast Asia Game Aesthetic, Studio dari game MOBA lokal Lokapala, Anantarupa Studio, dilaporkan telah gagal membayarkan gaji para karayawannya.
Laporan ini datang dari salah seorang user anonim pada website bursa lowongan pekerjaan Glassdoor, di mana user anonim mengklaim adanya keterlambatan pembayaran gaji.
Menurut ulasan tersebut, karyawan dilaporkan belum menerima gaji hingga lima bulan, khususnya dari November 2024 hingga 2025. Manajemen telah menjanjikan pembayaran dalam jangka waktu tertentu, tetapi kabarnya, pembayaran tersebut tidak terlaksana seperti yang dijanjikan. Lebih jauh, ulasan anonim tersebut menyatakan bahwa manajemen diduga menganggap karyawan tersebut salah dan menyebut mereka sebagai “anarkis”.
Pada tanggal 30 Maret 2025, pengguna anonim lainnya memposting di Murzfeed yang mengklaim bahwa beberapa karyawan telah menyampaikan kekhawatiran mereka secara terbuka di media sosial, tetapi malah ditekan untuk menghapus postingan mereka. Menurut pengguna anonim tersebut, aktivitas produksi dilaporkan terus berlanjut seolah tidak terjadi apa-apa.

Pada tanggal 10 April 2025, SEAGamethetic menghubungi Anantarupa Studios dan dukungan pelanggan Lokapala untuk meminta komentar atas tuduhan baru-baru ini. Setelah tidak mendapat tanggapan dalam waktu lima hari, pada tanggal 15 April 2025, SEAGamethetic mengeskalasi masalah tersebut ke Asosiasi Game Indonesia (AGI), yang kemudian menyampaikan kekhawatiran tersebut kepada Ivan Chen, CEO Anantarupa Studios.
Chen kemudian memberikan tanggapan; namun, tanggapan tersebut tidak membahas beberapa masalah dan menimbulkan pertanyaan tambahan. Melalui mediasi yang difasilitasi oleh AGI, Chen mengklarifikasi bahwa “masalah internal ini tidak ada hubungannya dengan AGI.” Bertentangan dengan ini, AGI telah membuat pernyataan mengenai Brandonville Studio. Pernyataan ini mungkin menunjukkan kekhawatiran yang lebih luas.
Selain itu, Chen menyatakan bahwa email asli dari SEAGamethetic tidak dapat ditemukan. Sebaliknya, layanan pengguna Lokapala mengonfirmasi bahwa korespondensi tersebut telah diteruskan ke Anantarupa Studios. Tn. Chen juga menyebutkan bahwa manajemen telah berupaya menghubungi karyawan yang terdampak. Seorang pengguna anonim di Murzfeed mengklaim bahwa mayoritas staf di Anantarupa Studios bekerja secara remot
Menurut Ivan Chen, CEO Anantarupa Studios, tuduhan tersebut berasal dari tantangan tertentu yang dihadapi perusahaan selama pembatalan perjanjian bisnis dengan perusahaan rintisan Indonesia. Namun, tetap menjadi kewajiban perusahaan untuk memastikan bahwa gaji karyawan dibayarkan, terlepas dari status kesepakatan bisnis tersebut.
Tuduhan dari sumber anonim ini menimbulkan kekhawatiran bagi Industri Game Indonesia. Laporan ini menyerukan perhatian untuk bertindak dan memprioritaskan kesejahteraan karyawan di industri video game.